Saat ini, sepertinya tidak ada warganet Indonesia yang tidak mengenal TikTok. Aplikasi yang sangat populer dengan segala kontroversial yang mengikutinya. Mungkin semua orang masih ingat bagaimana pada tahun 2018, TikTok membuat sosok Prabowo Mondardo atau yang akrab disapa Bowo Alpenliebe menjadi bahan perbincangan banyak orang. Bahkan Bowo sempat menjadi bahan perundungan oleh banyak warganet Indonesia. Hingga akhirnya TikTok harus diblokir oleh Kominfo dengan alasan bahwa TikTok membawa pengaruh buruk bagi generasi muda Indonesia.
Banyak orang yang menduga saat itu TikTok hanyalah sebuah tren sesaat yang akan hilang beberapa waktu kemudian. Namun, ternyata kini TikTok malah terus berkembang dan digunakan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Bahkan berdasarkan data terbaru pada Juli 2020, TikTok telah diunduh sebanyak 2 miliar kali dan digunakan oleh hampir 700 juta orang pengguna aktif. Jumlah yang sangat besar ini menjadi sebuah potensi yang mulai dimanfaatkan bukan hanya oleh brand namun juga content creator untuk mendapatkan keuntungan.
Tapi perlu diingat! Mayoritas pengguna TikTok adalah mereka yang berusia 14-24 tahun. Jadi pastikan tujuan marketing atau advertising Anda memang sesuai dengan demografi pengguna TikTok.
Nah, konten seperti apa yang terdapat di TikTok untuk digunakan bagi para brand atau bahkan instansi pemerintahan agar mendapatkan audiens?
Brand Takeover
Pada umumnya saat membuka TikTok, audiens langsung disuguhi konten dari pengguna lainnya. Namun dengan Brand Takeover, saat membuka TikTok, konten pertama yang akan dilihat adalah iklan Anda dalam bentuk gambar, GIF, atau video dengan durasi 3-5 detik yang dapat diberi link menuju landing page atau hashtag.
Salah satu brand yang berhasil memanfaatkan konten Brand Takeover adalah Kintakun. Sebuah brand sprei yang menggunakan Brand Takeover untuk mempromosikan video beserta hashtag-nya berhasil mendapatkan 60 juta impresi.
Hashtag Challenge
Hashtag bukanlah hal baru di dunia media sosial, namun TikTok berhasil memanfaatkan sebuah hashtag menjadi user generated content yang dapat mendatangkan jutaan impresi. Melalui Hashtag Challenge, sebuah brand membuat tantangan untuk dilakukan oleh audiens dengan menyertakan sebuah hashtag. Sebuah brand biasanya juga menggunakan influencer untuk melakukan tantangan ini sehingga membuatnya semakin viral.
Brand Indonesia yang berhasil memanfaatkan sebuah Hashtag Challenge adalah produk makanan ringan Chocolatos. Melalui #ChocolatosBikinRelax, Chocolatos berhasil menciptakan awareness kepada audiens dengan 30 ribu pengguna membuat tantangan yang sama dan mendapatkan total 60 juta tayangan.
In Feed Ads
Konten dari TikTok memang dirancang untuk membuat audiensnya terus melakukan penelusuran. Inilah yang dapat dimanfaatkan dengan membuat In Feed Ads. Melalui In Feed Ads, konten Anda akan tampil di antara konten pengguna lainnya yang dapat diberi sebuah link menuju website atau mengunduh sebuah aplikasi.
Aplikasi kesehatan Halodoc berhasil memanfaatkan konten jenis ini. Dengan menyebarnya pandemi COVID-19, Halodoc mencoba memunculkan awareness tentang virus ini dengan cara mengunduh aplikasi mereka. Melalui In Feed Ads, Halodoc berhasil mendapatkan 18% pengguna baru yang mendaftar.
Educational Content
Memanfaatkan TikTok tidak harus dengan membayar sebuah iklan. Saat ini banyak content creator yang menggunakan TikTok sebagai sarana edukasi untuk mendatangkan audiens yang kemudian digunakan untuk melakukan promosi produk mereka. Hal yang perlu diingat adalah pengguna TikTok lebih tertarik dengan konten edukasi ringan yang tidak terlalu berat dibandingkan media sosial lainnya.
Salah satunya adalah akun @bisnisbarengbram, dengan lebih dari 500 ribu followers dan 4 juta likes, Bram memanfaatkan TikTok sebagai tempat mengajarkan ilmu marketing dan mempromosikan produknya.
[fusion_code]PGJsb2NrcXVvdGUgY2xhc3M9InRpa3Rvay1lbWJlZCIgY2l0ZT0iaHR0cHM6Ly93d3cudGlrdG9rLmNvbS9AYmlzbmlzYmFyZW5nYnJhbS92aWRlby82OTAwNTE1MzExODU5MDc2MzU0IiBkYXRhLXZpZGVvLWlkPSI2OTAwNTE1MzExODU5MDc2MzU0IiBzdHlsZT0ibWF4LXdpZHRoOiA2MDVweDttaW4td2lkdGg6IDMyNXB4OyIgPiA8c2VjdGlvbj4gPGEgdGFyZ2V0PSJfYmxhbmsiIHRpdGxlPSJAYmlzbmlzYmFyZW5nYnJhbSIgaHJlZj0iaHR0cHM6Ly93d3cudGlrdG9rLmNvbS9AYmlzbmlzYmFyZW5nYnJhbSI+QGJpc25pc2JhcmVuZ2JyYW08L2E+IDxwPlNpa2F0dHQgbmloIEBzcG90bGVzc19pZCAsIG11bXB1bmcgd2FrdHVueWEgcGFzIPCfmIHwn5iBPC9wPiA8YSB0YXJnZXQ9Il9ibGFuayIgdGl0bGU9IuKZrCBVcCBCZWF0IChNYXJyaWVkIExpZmUpIC0gS2VueWkiIGhyZWY9Imh0dHBzOi8vd3d3LnRpa3Rvay5jb20vbXVzaWMvVXAtQmVhdC1NYXJyaWVkLUxpZmUtNjgzMTg0MzE2MDcwOTEzODQzMyI+4pmsIFVwIEJlYXQgKE1hcnJpZWQgTGlmZSkgLSBLZW55aTwvYT4gPC9zZWN0aW9uPiA8L2Jsb2NrcXVvdGU+IDxzY3JpcHQgYXN5bmMgc3JjPSJodHRwczovL3d3dy50aWt0b2suY29tL2VtYmVkLmpzIj48L3NjcmlwdD4=[/fusion_code]
Bagaimana? Semakin tertarik menggunakan TikTok? Cermati dan pahami potensi berbagai platform digital yang ada agar bisnis Anda semakin berkembang!